Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML Atas

Marahmu, Emosimu dan Tangisannya

Marah serta emosi, terkadang engkau luapkan kepada buah hati. Hal tersebut kadang muncul disaat tubuh dan pikiran lelah seharian bekerja atau mengurus buah hati;

tangisannya

Tak jarang dengan emosi yang tak tertahankan, bentakan pun seketika keluar dan muncul dari mulutmu sehingga membuat sang buah hati seketika terdiam dan menangis;

Marahmu, Emosimu dan Tangisannya


Saat ia sedang ingin mengajak bermain atau ingin tidur bersamamu namun disaat yang bersamaan tubuhmu sudah sangat tak kuat menahan lelah dan mengantuk;

Lalu engkau menyuruhnya untuk mandiri karena engkau tahu ia bisa bermain dan tidur sendiri;

Namun saat itu ia tetap saja bertahan dengan rengekannya, hal tersebut membuat emosimu memuncak dan tanpa bisa dikontrol engkau memarahi dan membentaknya;

Serta tak jarang dengan sedikit pukulan dan cubitan engkau berikan kepadanya;

Seketika ia terdiam dan menuruti segala ucapanmu. Namun tahu kah engkau, di dalam hatinya sedih dan terluka;

Lalu dengan sendirinya, ia pergi ke kamar bermain dan tidur dengan sendirinya. 

Bermain sendiri lalu naik ke atas tempat tidur, memeluk guling dan menghadap ke arah dinding sebagai usaha untuk menenangkan hati agar kesedihan dan kekecewaannya hilang;

Tahukah kamu, sebenarnya ia hanya ingin bersamamu namun ia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan keinginannya dengan cara yang benar;

Ia hanya ingin di dekatmu karena hanya aroma tubuhmu yang membuatnya nyaman namun otaknya belum mengerti dan belum dapat menyampaikan maksudnya dengan cara yang menyenangkan;

Ia belum paham dengan lelahmu, letihmu, capekmu atau dengan segala aktifitasmu bahkan engkau telah terbangun mendahului sang matahari;

Dalam kecewa dan sedihnya, perlahan lahan ia mulai tertidur lelap;

Dalam tidurnya, engkau pandangi wajah mungilnya. Seketika engkau tersadar bahwa ucapan dan perbuatanmu tadi sangatlah berlebihan. 

Kata-kata kasar dan nada yang tinggi pasti membuatnya sedih dan kecewa bahkan terluka;

Engkau sadar, seharusnya engkau tak perlu bersikap seperti itu, engkau sadar engkau salah;

Lalu dengan penuh rasa penyesalan, engkau dekap tubuhnya yang mungil dan sudah terlelap. Engkau pandangi wajah mungil nan imut yang telah terlelap tidur dengan perasaan sedih akibat kata-katamu;

Lalu engkau ciumi pipinya dan menyeka bekas air mata yang menetes di pipinya. 

Dalam hati engkau meminta maaf padanya saat ia sedang tertidur pulas tanpa tahu engkau berada di sampingnya;

Dalam hati berkata "Sudah berapa kali sikap seperti ini aku lakukan padanya?"

Mungkin dua kali, tiga kali atau bahkan engkau sudah lupa saking banyaknya;

Engkau tahu, emosimu, marahmu tak terkontrol disebabkan oleh keletihan dan rasa kantuk yang sangat luar biasa. 

Apa lagi ketika rumah yang sudah engkau rapikan, kembali berantakan karena ulahnya, seolah-olah pekerjaanmu dari fajar hingga menjelang malam tak kunjung ada habisnya;

Lalu engkau marah dan kembali membentaknya lagi..lagi..dan lagi;

Engkau harusnya paham, mungkin besok pagi ia bukan milikmu lagi;

Mahluk kecil, mungil dan menggemaskan ini hanya titipan Ilahi yang sementara diamanatkan kepadamu. Ia hanya ciptaan-NYa yang sewaktu-waktu akan kembali diambil oleh yang menciptakannya;

Usia dan tubuhnya yang masih kecil ini, tak memiliki kemampuan apapun. Ia hanya bergantung padamu dengan penuh harapan dan rasa cinta kepadamu. Ia tak memiliki apapun selain dirimu;

Ia masih belum mengerti bagaimana mengungkapkan perasaaannya, sikapnya terhadapmu. Ia hanya ingin berada di dekatmu setiap waktu. Itu saja!

Oleh sebab itu, korbankan rasa lelahmu, letihmu, kecewamu, istirahatmu atau emosi yang sedang melandamu untuk segenap memahami dan menghampiri tubuh kecil mungil ini;

Dekap tubuhnya, tarik nafasmu lalu beristghfar;

Lebarkan senyummu, lembutkan suaramu lalu menunduklah sejajar dengan tatapan matanya, tatap matanya, dengarkan keinginannya;

Jika engkau belum dapat mengerti dan memenuhi keinginannya sekarang, berikan senyumn terbaikmu dan jawab dengan lembut;

Insyaallah perlahan ia akan mengerti bahwa keinginannya yang belum dipenuhi bukan pertanda bahwa engkau tak sayang padanya, suatu saat itu akan mengerti dan belajar dengan sendirinya tanpa bantuanmu lagi;

Sedikit.. demi sedikit ia akan terbiasa tanpa genggamanmu karena ia akan bertambah besar dan kuat;

Sedikit demi sedikit..


Wahai Ayah Bunda bersabarlah, Tangisan dan tingkahnya bahwa rengekannya hanyalah sebuat ungkapan rasa sayangnya padamu. Ia tidak akan pernah bosan berada disisimu;

Bersabarlah Bunda, suatu saat ia akan tidur dan bermain sendiri, ia tidak akan membuat rumahmu berantakan lagi sehingga rumahmu akan selalu bersih dan rapi;

Untuk itu wahai Ayah Bunda, hadapilah tangisan dan rengekannya saat itu dengan banyak beristghfar kepadaNya;

Tarik nafas dan merendahkan tubuhmu sejajar dengan tatapannya, beri senyuman terindahmu dan pandangi ia;

Engkau akan sadar, bahwa ia tidak akan selamanya kecil seperti ini... ia akan berdiri sendiri dan kuat tanpa bantuanmu lagi;

Suatu saat ia akan menjadi manusia yang hebat dan kuat serta akan menjadi tumpuanmu di hari tua nanti;

Salam cinta untuk kalian anak-anakku.. KK Dio dan Dedek Davin

Semoga kelak kalian akan menjadi anak-anak yang sholeh dan tangguh, Amin Ya Robbal'alamin

Maafkan Ayah Bunda yang belum bisa menjadi orangtua yang sempurna.. Namun percayalah kami akan selalu mencintai kalian hingga akhir hayat ini;

Sekian..

Terima Kasih...
BangDidav
BangDidav Hadir sebagai media alternatif untuk informasi, hiburan dan hukum

Posting Komentar untuk "Marahmu, Emosimu dan Tangisannya"